Ketika ditulis dalam bahasa Cina, kata "krisis" terdiri dari dua karakter, yang satu mewakili bahaya dan yang lainnya mewakili peluang.. - John F. Kennedy
Menempuh empat belas jam perjalanan mobil tanpa supir pengganti ke tempat yang selama ini hanya namanya yang pernah kami dengar, beberapa kali tertekan karena layar aplikasi penunjuk arah menunjukkan masih ada angka ratusan kilometer lagi untuk sampai - ujian kemampuan bidang ini lah yang menjadi alasan kami bersedia melalui itu semua.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada abang saya satu-satunya, yang mau bersusah-susah mengantarkan saya ke lokasi ujian, menunggu selama proses ujian, dan hanya sedikit mengomel karena saya tidak bisa melawan rasa kantuk padahal dia butuh seseorang untuk diajak bicara saat mobil kami menghadang badai hujan di tengah malam.
Di seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama tahun anggaran 2018, saya melamar formasi dosen English Morphology yang hanya bisa diisi oleh satu orang untuk formasi umum dan dua orang untuk formasi lulusan terbaik. Ada lima pelamar di formasi umum dan nihil pelamar untuk formasi Cum Laude.
Karena tidak ada yang memenuhi passing grade di Seleksi Kemampuan Dasar, maka yang berada di urutan 1 sampai 3 berhak mengikuti tahapan seleksi selanjutnya. Saya sendiri menempati posisi ke dua.
Saya dan salah satu teman baik saya yang juga mendapatkan kesempatan yang sama walau melamar di instansi berbeda, bersyukur sambil mengguyon. Kami pikir sebelumnya SKB adalah sebuah kemustahilan jadi kesempatan kedua ini benar-benar kami anggap istimewa. Lagian, sebelumnya seleksi CPNS memang hanya sampai di SKD tanpa ada seleksi kemampuan bidang.
Panitia ujian di kampus yang saya lamar membuat grup WhatsApp tidak lama setelah pemerintah mengeluarkan pengumuman resmi SKB. Saya kaget sekaligus senang sendiri waktu menyadari saya sudah menjadi anggota grup chat itu. Mengingat panitia harus repot-repot memasukkan kami yang jumlahnya ratusan ini saja sudah cukup menjadi dukungan moril bagi saya.
Grup tersebut berfungsi sebagai media komunikasi kolektif antara panitia dan calon peserta ujian mengenai kapan, dimana, dan bagaimana proses ujian akan dilaksanakan. Bahkan pertanyaan soal dimana hotel terdekat dan akomodasi termudah dari dan ke lokasi ujian juga dijawab dengan cepat dan lengkap. Maklum saja, kebanyakan peserta ujiannya berasal dari berbagai daerah di luar Mandailing Natal. Jika SKD dilaksanakan secara terpusat di ibu kota provinsi satuan kerja yang dilamar, maka SKB dikembalikan wewenangnya kepada satuan kerja masing-masing.
Beberapa informasi penting yang saya terima adalah ujian ini berlangsung selama 3 hari dengan Tes Psikologi, Wawancara, dan Praktik Kerja yang dilaksanakan secara berurutan dari hari pertama sampai terakhir. Selain kemeja putih, rok dan jilbab hitam, saya juga tidak boleh sampai lupa membawa KTP dan Kartu Ujian asli, juga hal-hal yang harus saya persiapkan untuk seleksi tergantung formasi yang dilamar. Bagi saya itu adalah Rencana Pembelajaran Semester (RPS), Bahan Ajar sesuai dengan formasi, dan juga portofolio lengkap dengan berkas pendukungnya seperti SK Mengajar sebagai bukti pengalaman bekerja yang relevan, sertfikat-sertifikat pelatihan yang pernah diikuti, dan cetakan karya tulis ilmiah yang sudah terbit, jika ada.
PROSES SELEKSI
Yang saya pahami, Seleksi Kemampuan Bidang di Kementerian Agama menerapkan sistem yang sama untuk semua jenis formasi. Hanya saja akan ada penyesuaian di Tes Praktik Kerja.
HARI 1: TES PSIKOLOGI
Tes Psikologi yang diberikan ternyata tidak serumit yang pernah kita hadapi di SKD tapi cukup menjebak jika kita tidak fokus mengerjakannya. EPPS (Edward Personal Preference Schedule) adalah yang akan diujikan kepada kita. Bagian pertama dalam tes kepribadian ini terdiri dari dua pilihan jawaban Ya atau Tidak untuk setiap nomor pernyataan, bukan pertanyaan. Dari yang saya baca, pilihan-pilihan jawaban kita akan mencerminkan diri kita sebagai seorang individu; seberapa besar motivasi kita, apa motif dan kebutuhan yang kita miliki. Tidak ada salah atau benar dalam tes ini tapi sepertinya kepribadian yang kita tunjukkan dari pilihan-pilihan jawaban kita akan digunakan untuk mengukur kelayakan kita dalam mengisi jabatan yang kita lamar.
Bagian kedua terdiri dari soal-soal yang biasa kita temukan dalam tes psikologi seperti numeral, logika, verbal dan spasial atau gambar tapi untungnya, sekali lagi, soalnya jauh lebih sederhana dari yang kita jumpai di SKD. Secara keseluruhan terdapat kurang lebih 150 soal yang harus kita selesaikan dalam kurun waktu 3 jam. Cukup panjang memang waktunya, tapi karena ujian dilakukan secara manual dengan menghitamkan Lembar Jawaban Komputer dan ada beberapa penyataan yang berulang, menyelesaikan soal-soal dengan seksama sangat lah dianjurkan.
HARI 2: WAWANCARA
Sejujurnya, ini pengalaman wawancara pertama saya dan tidak ada seorang pun di sekitar saya yang darinya saya bisa meminta saran dan masukan. Solusi termudah yang bisa saya dapatkan adalah dengan bertanya kepada Google. Beberapa jawaban yang saya peroleh menjelaskan, bisa jadi pewawancara akan bertanya mengenai seberapa jauh kita mengenal perusahaan yang kita lamar. Perusahaan? Tanya saya dalam hati. Secara spontan saya menebak saya akan ditanya apa saja yang saya ketahui tentang kampus yang saya lamar sebagai satuan kerja. Selama menunggu dipanggil saya juga mencuri dengar apa yang didiskusikan oleh peserta lain. Ada yang menduga mungkin akan ditanya tentang kode etik ASN dan dosen, saya pun searching apa saja isinya.
Lah, semua orang salah strategi ternyata. Jenis pertanyaan yang diajukan bukan seperti wawancara kebanyakan. Pewawancara hanya membacakan pertanyaan yang sepertinya dikirim sepaket dengan jawaban yang seharusnya. Sebelum memulai sesi tanya-jawab, saya diundang untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. Beberapa pertanyaan yang bisa saya ingat seperti; Tindakan apa yang akan saya ambil sebagai seorang aparatur sipil negara jika sebuah komunitas dengan keyakinan berbeda meminta saya mengeluarkan izin untuk mendirikan tempat beribadah mereka? Bagaimana saya akan menggunakan hak suara saya jika calon presiden yang maju ke pemilu ternyata meyakini agama yang berbeda dari saya? Apa yang harus saya lakukan jika ditugaskan oleh atasan ke luar kota sedangkan orang tua saya sedang sakit dan sangat membutuhkan saya?
Kami menyimpulkan tujuan dari sesi wawancara tersebut adalah untuk mengukur seberapa cinta kita kepada tanah air melalui pengabdian diri kepada negara, namun tetap mempertahankan sisi keagamaan kita masing-masing yang berbeda-beda. Wawancara tersebut juga memberi gambaran akan kewajiban yang harus diemban oleh seorang ASN tapi tetap dengan hak-hak yang menyertainya.
HARI 3: MICROTEACHING
Setelah memperkenalkan diri, saya diberi waktu yang sangat singkat yaitu sekitar 15 menit untuk menyampaikan materi yang akan saya ajarkan untuk mata kuliah yang akan saya ampu jika dinyatakan lulus nanti. Selain memperhatikan kemampuan mengajar kita, penguji juga akan bertanya apakah kita memiliki kemampuan bahasa asing atau adakah keahlian IT yang kita kuasai.
Dari pengalaman pribadi tersebut, saya coba beranikan diri untuk memberi masukan kepada siapa saja yang mungkin akan menghadapi situasi serupa:
Berdoa, memohon kepada Allah Tuhan Yang Maha Pengasih, agar memberikan kita hasil yang terbaik;
Jika melamar formasi guru atau dosen, pilihlah materi yang paling dikuasai dari subjek yang kita lamar. Tidak perlu terlalu panjang, cukup pastikan kita benar-benar paham tentang apa yang akan kita sampaikan;
Jika melamar di unit kerja yang lokasinya baru kita kenal apalagi jaraknya terlalu jauh seperti saya, pastikan untuk tiba di lokasi setidaknya satu hari sebelum ujian untuk memperhitungkan jaraknya dengan tempat kita menginap;
Jangan membawa kemeja putih pas-pasan;
Lengkapi dokumen yang diminta sebelum hari-H untuk menghindari kegugupan yang bisa saja terjadi karena desakan durasi;
Jangan meremehkan tes psikologi yang terlihat mudah. Ingat ini adalah tahap dan kesempatan terakhir kita;
Tidak perlu menilai mereka yang kita anggap saingan secara sepihak. Saya sendiri memang tidak berusaha mencari tau siapa dua pelamar lain untuk mengelakkan perasaan menyepelekan atau jutsru merasa terintimidasi;
Nikmati prosesnya karena kerja keras tidak mengkhianati siapa pun, tetapi mimpi mengkhianati banyak orang;
Persiapkan diri jika Tuhan ternyata menjawab doa kita dengan cara yang berbeda.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada abang saya satu-satunya, yang mau bersusah-susah mengantarkan saya ke lokasi ujian, menunggu selama proses ujian, dan hanya sedikit mengomel karena saya tidak bisa melawan rasa kantuk padahal dia butuh seseorang untuk diajak bicara saat mobil kami menghadang badai hujan di tengah malam.
Di seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama tahun anggaran 2018, saya melamar formasi dosen English Morphology yang hanya bisa diisi oleh satu orang untuk formasi umum dan dua orang untuk formasi lulusan terbaik. Ada lima pelamar di formasi umum dan nihil pelamar untuk formasi Cum Laude.
Karena tidak ada yang memenuhi passing grade di Seleksi Kemampuan Dasar, maka yang berada di urutan 1 sampai 3 berhak mengikuti tahapan seleksi selanjutnya. Saya sendiri menempati posisi ke dua.
Saya dan salah satu teman baik saya yang juga mendapatkan kesempatan yang sama walau melamar di instansi berbeda, bersyukur sambil mengguyon. Kami pikir sebelumnya SKB adalah sebuah kemustahilan jadi kesempatan kedua ini benar-benar kami anggap istimewa. Lagian, sebelumnya seleksi CPNS memang hanya sampai di SKD tanpa ada seleksi kemampuan bidang.
Panitia ujian di kampus yang saya lamar membuat grup WhatsApp tidak lama setelah pemerintah mengeluarkan pengumuman resmi SKB. Saya kaget sekaligus senang sendiri waktu menyadari saya sudah menjadi anggota grup chat itu. Mengingat panitia harus repot-repot memasukkan kami yang jumlahnya ratusan ini saja sudah cukup menjadi dukungan moril bagi saya.
Grup tersebut berfungsi sebagai media komunikasi kolektif antara panitia dan calon peserta ujian mengenai kapan, dimana, dan bagaimana proses ujian akan dilaksanakan. Bahkan pertanyaan soal dimana hotel terdekat dan akomodasi termudah dari dan ke lokasi ujian juga dijawab dengan cepat dan lengkap. Maklum saja, kebanyakan peserta ujiannya berasal dari berbagai daerah di luar Mandailing Natal. Jika SKD dilaksanakan secara terpusat di ibu kota provinsi satuan kerja yang dilamar, maka SKB dikembalikan wewenangnya kepada satuan kerja masing-masing.
Beberapa informasi penting yang saya terima adalah ujian ini berlangsung selama 3 hari dengan Tes Psikologi, Wawancara, dan Praktik Kerja yang dilaksanakan secara berurutan dari hari pertama sampai terakhir. Selain kemeja putih, rok dan jilbab hitam, saya juga tidak boleh sampai lupa membawa KTP dan Kartu Ujian asli, juga hal-hal yang harus saya persiapkan untuk seleksi tergantung formasi yang dilamar. Bagi saya itu adalah Rencana Pembelajaran Semester (RPS), Bahan Ajar sesuai dengan formasi, dan juga portofolio lengkap dengan berkas pendukungnya seperti SK Mengajar sebagai bukti pengalaman bekerja yang relevan, sertfikat-sertifikat pelatihan yang pernah diikuti, dan cetakan karya tulis ilmiah yang sudah terbit, jika ada.
PROSES SELEKSI
Yang saya pahami, Seleksi Kemampuan Bidang di Kementerian Agama menerapkan sistem yang sama untuk semua jenis formasi. Hanya saja akan ada penyesuaian di Tes Praktik Kerja.
HARI 1: TES PSIKOLOGI
Tes Psikologi yang diberikan ternyata tidak serumit yang pernah kita hadapi di SKD tapi cukup menjebak jika kita tidak fokus mengerjakannya. EPPS (Edward Personal Preference Schedule) adalah yang akan diujikan kepada kita. Bagian pertama dalam tes kepribadian ini terdiri dari dua pilihan jawaban Ya atau Tidak untuk setiap nomor pernyataan, bukan pertanyaan. Dari yang saya baca, pilihan-pilihan jawaban kita akan mencerminkan diri kita sebagai seorang individu; seberapa besar motivasi kita, apa motif dan kebutuhan yang kita miliki. Tidak ada salah atau benar dalam tes ini tapi sepertinya kepribadian yang kita tunjukkan dari pilihan-pilihan jawaban kita akan digunakan untuk mengukur kelayakan kita dalam mengisi jabatan yang kita lamar.
Bagian kedua terdiri dari soal-soal yang biasa kita temukan dalam tes psikologi seperti numeral, logika, verbal dan spasial atau gambar tapi untungnya, sekali lagi, soalnya jauh lebih sederhana dari yang kita jumpai di SKD. Secara keseluruhan terdapat kurang lebih 150 soal yang harus kita selesaikan dalam kurun waktu 3 jam. Cukup panjang memang waktunya, tapi karena ujian dilakukan secara manual dengan menghitamkan Lembar Jawaban Komputer dan ada beberapa penyataan yang berulang, menyelesaikan soal-soal dengan seksama sangat lah dianjurkan.
HARI 2: WAWANCARA
Sejujurnya, ini pengalaman wawancara pertama saya dan tidak ada seorang pun di sekitar saya yang darinya saya bisa meminta saran dan masukan. Solusi termudah yang bisa saya dapatkan adalah dengan bertanya kepada Google. Beberapa jawaban yang saya peroleh menjelaskan, bisa jadi pewawancara akan bertanya mengenai seberapa jauh kita mengenal perusahaan yang kita lamar. Perusahaan? Tanya saya dalam hati. Secara spontan saya menebak saya akan ditanya apa saja yang saya ketahui tentang kampus yang saya lamar sebagai satuan kerja. Selama menunggu dipanggil saya juga mencuri dengar apa yang didiskusikan oleh peserta lain. Ada yang menduga mungkin akan ditanya tentang kode etik ASN dan dosen, saya pun searching apa saja isinya.
Lah, semua orang salah strategi ternyata. Jenis pertanyaan yang diajukan bukan seperti wawancara kebanyakan. Pewawancara hanya membacakan pertanyaan yang sepertinya dikirim sepaket dengan jawaban yang seharusnya. Sebelum memulai sesi tanya-jawab, saya diundang untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. Beberapa pertanyaan yang bisa saya ingat seperti; Tindakan apa yang akan saya ambil sebagai seorang aparatur sipil negara jika sebuah komunitas dengan keyakinan berbeda meminta saya mengeluarkan izin untuk mendirikan tempat beribadah mereka? Bagaimana saya akan menggunakan hak suara saya jika calon presiden yang maju ke pemilu ternyata meyakini agama yang berbeda dari saya? Apa yang harus saya lakukan jika ditugaskan oleh atasan ke luar kota sedangkan orang tua saya sedang sakit dan sangat membutuhkan saya?
Kami menyimpulkan tujuan dari sesi wawancara tersebut adalah untuk mengukur seberapa cinta kita kepada tanah air melalui pengabdian diri kepada negara, namun tetap mempertahankan sisi keagamaan kita masing-masing yang berbeda-beda. Wawancara tersebut juga memberi gambaran akan kewajiban yang harus diemban oleh seorang ASN tapi tetap dengan hak-hak yang menyertainya.
HARI 3: MICROTEACHING
Setelah memperkenalkan diri, saya diberi waktu yang sangat singkat yaitu sekitar 15 menit untuk menyampaikan materi yang akan saya ajarkan untuk mata kuliah yang akan saya ampu jika dinyatakan lulus nanti. Selain memperhatikan kemampuan mengajar kita, penguji juga akan bertanya apakah kita memiliki kemampuan bahasa asing atau adakah keahlian IT yang kita kuasai.
Dari pengalaman pribadi tersebut, saya coba beranikan diri untuk memberi masukan kepada siapa saja yang mungkin akan menghadapi situasi serupa:
Berdoa, memohon kepada Allah Tuhan Yang Maha Pengasih, agar memberikan kita hasil yang terbaik;
Jika melamar formasi guru atau dosen, pilihlah materi yang paling dikuasai dari subjek yang kita lamar. Tidak perlu terlalu panjang, cukup pastikan kita benar-benar paham tentang apa yang akan kita sampaikan;
Jika melamar di unit kerja yang lokasinya baru kita kenal apalagi jaraknya terlalu jauh seperti saya, pastikan untuk tiba di lokasi setidaknya satu hari sebelum ujian untuk memperhitungkan jaraknya dengan tempat kita menginap;
Jangan membawa kemeja putih pas-pasan;
Lengkapi dokumen yang diminta sebelum hari-H untuk menghindari kegugupan yang bisa saja terjadi karena desakan durasi;
Jangan meremehkan tes psikologi yang terlihat mudah. Ingat ini adalah tahap dan kesempatan terakhir kita;
Tidak perlu menilai mereka yang kita anggap saingan secara sepihak. Saya sendiri memang tidak berusaha mencari tau siapa dua pelamar lain untuk mengelakkan perasaan menyepelekan atau jutsru merasa terintimidasi;
Nikmati prosesnya karena kerja keras tidak mengkhianati siapa pun, tetapi mimpi mengkhianati banyak orang;
Persiapkan diri jika Tuhan ternyata menjawab doa kita dengan cara yang berbeda.
0 comments