Taman Buah Lubuk Pakam

Berbahagialah mereka yang melihat hal-hal indah di tempat sederhana di mana orang lain tidak melihat apa-apa. – Camille Pissarro
Beberapa scene di salah satu drama Korea favorit saya Reply 1988, terlihat beberapa pemainnya digambarkan sangat menyukai buah pisang, seakan pisang adalah buah yang begitu istimewa. Mengingat pisang termasuk jenis buah yang biasa saja bagi saya, apalagi di halaman belakang rumah kami pun pohon pisang tumbuh banyak dengan suburnya, saya bertanya-tanya, apa yang spesial dengan si pisang?

Ternyata orang Korea Selatan adalah kita yang rela merogoh uang banyak supaya bisa menikmati kiwi, stroberi, anggur, atau jenis buah impor yang lain. Sebuah nasehat yang selalu saya ingat adalah, kamu tidak bisa mendapatkan semua yang kamu suka tapi kamu bisa menyukai semua yang bisa kamu dapatkan. Sayangnya, kita lebih sering mendambakan sesuatu yang sulit kita gapai, padahal yang tak kalah bernilainya berada sangat dekat dengan kita. Murah pula harganya.
Berada dekat dengan garis khatulistiwa, bumi pertiwi kita diberkahi dengan berbagai hasil bumi yang sangat menakjubkan. Kita ini beruntung sekali, sebenarnya. Buah-buahan dari negeri empat musim yang sangat kita dambakan, ternyata mereka sendiri rela membayar lebih untuk bisa menikmati buah-buahan yang banyak tumbuh subur di Indonesia.

Selain mencintai buah dalam negeri melalui dukungan kepada para petani lokal dengan mengurangi membeli buah impor, kecintaan kita akan buah lokal bisa juga kita lakukan dengan mempelajari lebih jauh mengenai detail buah-buahan kita sendiri.

Di Lubuk Pakam, ada sebuah tempat dimana kita bisa bersantai di tengah kebun buah sambil mempelajari jenis-jenis buah tropis yang tumbuh subur dengan mudahnya di negara kita. Taman Buah ini dimiliki dan dikelola oleh pemerintah kabupaten Deli Serdang. Lokasinya sendiri juga mudah dijangkau karena terletak di komplek perkantoran Bupati.

Lima tahun bekerja di daerah Lubuk Pakam dan sekitarnya tidak serta merta membuat saya paham tentang semua seluk beluk ibu kota kabupaten Deli Serdang ini. Mungkin karena auranya yang hanya untuk bekerja, sampai-sampai saya tidak kepikiran untuk mencari tau tempat-tempat yang sebenarnya cukup menarik disinggahi.

Taman buah yang bisa disebut wisata edukasi ini sangat bersih serta benar-benar tertata rapi. Fasilitas yang ditawarkan juga cukup lengkap. Toilet, mushola, taman bermain anak, wastafel untuk mencuci tangan, kran air siap minum, area bebas asap rokok, gazebo untuk rehat sejenak yang cukup tersedia di beberapa titik, serta fasilitas olahraga sederhana pun tersedia. Dan yang paling menyenangkan adalah kita tidak dipungut biaya sepeser pun untuk menikmati wisata edukasi ini alias gratis. Hanya untuk parkir kendaraan saja kita akan mengeluarkan biaya.
Area bermain anak
Tempat duduk yang terbuat dari replika buah-buahan yang mewakili pohon-pohon buah yang tumbuh di taman juga bisa menjadi pilihan bagi yang ingin mengistirahatkan kaki karena taman buah ini cukup luas, sekitar 4 hektar. Kalau berkunjung di musim panen, pengunjung boleh memetik buah-buahan sendiri dan menikmatinya secara gratis. Tapi sangat diharapkan agar bijaksana dalam memetik buah, ya. Agar tidak merusak pohon dan mubazir, diharapkan hanya memetik dengan cara yang benar dan mengambil buah yang memang sudah matang dan bisa dimakan saja.

0 comments