Saya mengikuti tes MBTI ini hingga tiga kali, semata-mata untuk memastikan jawaban yang saya berikan memang konsisten dan apa adanya. Beberapa pertanyaan saya berikan respon berbeda antara masing-masing urutan tes tapi, hasilnya tetap sama bahwa saya seorang Mediator (INFP), walau persentase nilainya memang mengalami sedikit perubahan.
Jujur saja saya tidak terlalu paham soal jenis-jenis kepribadian yang diterangkan di 16 Personalities. Malah sebelumnya saya cuma tau tentang kepribadian pemarah, pemalu, pendendam, atau pendiam. Ternyata diksi yang tepat digunakan untuk menyebutkan jenis kepribadian individu itu jauh lebih luas maknanya dan lebih bijaksana.
Beberapa berpendapat tes MBTI hanya menyebutkan soal sisi baik dari tiap tipe kepribadian saja, bicara manisnya saja begitu lah. Tapi saya menilai bahwa tes ini mendorong segala sesuatu harus dilihat dari sudut pandang yang positif. Karena sangat tidak adil kalau makna dari setiap tingkah laku disimpulkan melalui penggunaan kosa kata kontras yang terlalu dangkal - baik dan buruk, sopan dan kasar, jujur dan curang.
Jujur saja saya tidak terlalu paham soal jenis-jenis kepribadian yang diterangkan di 16 Personalities. Malah sebelumnya saya cuma tau tentang kepribadian pemarah, pemalu, pendendam, atau pendiam. Ternyata diksi yang tepat digunakan untuk menyebutkan jenis kepribadian individu itu jauh lebih luas maknanya dan lebih bijaksana.
Beberapa berpendapat tes MBTI hanya menyebutkan soal sisi baik dari tiap tipe kepribadian saja, bicara manisnya saja begitu lah. Tapi saya menilai bahwa tes ini mendorong segala sesuatu harus dilihat dari sudut pandang yang positif. Karena sangat tidak adil kalau makna dari setiap tingkah laku disimpulkan melalui penggunaan kosa kata kontras yang terlalu dangkal - baik dan buruk, sopan dan kasar, jujur dan curang.
Apakah tes untuk mengetahui jenis kepribadian ini diperlukan? Jawabannya tergantung pada masing-masing pribadi. Saya sendiri melihat hasil tes yang hampir akurat ini bisa saya gunakan sebagai tolok ukur. Atau setidaknya sebagai pembantu untuk menjelaskan pola pikir, tingkah laku, dan cara mengatur perasaan yang sering kali di luar kendali saya tapi hal tersebut seakan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa saya ubah.
- Mediator tidak sependiam dan sesederhana yang mereka perlihatkan di luar
Karena kenyataannya pikiran saya tidak benar-benar berhenti bekerja sekali pun ketika saya sedang tidak ingin memikirkan apa-apa. Ketika sedang mengerjakan sesuatu, tanpa saya sadari pikiran saya sering membangun ruang di dalam ruang. Atau ketika di tengah obrolan dengan orang lain, saya sering mengembangkan cerita itu di dalam benak saya. Atau bahkan membayangkan situasi yang sama terjadi dengan orang yang berbeda. Entahlah, kondisi itu disebut imajinatif atau justru susah berkonsentrasi.
- Mediator memiliki respon emosional yang mendalam terhadap musik
I am a free music listener and I have no any special bond with any genre. I never have any playlist and I don't give any care about what the best song of the year is. Tapi jika ada satu lagu yang liriknya benar-benar mengena di hati saya, maka ia akan saya nobatkan sebagai lagu terbaik sepanjang masa menurut versi saya sendiri.
Seperti Dance with my Father yang dipopulerkan Luther Vandross. Back when I was a child.. Before life removed all the innocence.. Bukan tentang sosok ayah yang meninggalkan keluarganya yang saya tangkap dari lagu tersebut. Tapi kalau memang ini hasil dari saya yang seorang Mediator, memang selalu saya anggap bahwa diri saya saat ini adalah hasil dari apa yang telah dibentuk oleh kehidupan yang sudah saya jalani.
Kehidupan yang mengajarkan saya segala hal - untuk siap menyeka air mata karena tidak semua menghasilkan tawa, untuk berani bangkit karena tidak semua bersedia mengulurkan tangan, untuk tetap tersenyum walau terkadang yang datang setajam jarum, dan bahkan untuk berani berhenti jika satu hal tidak bisa dilanjutkan sesuai kehendak hati.
Atau Memories oleh Maroon 5. There's a time that I remember, when I did not know no pain. When I believed in forever, and everything would stay the same.
Siapa yang tidak pernah merasakan masa dimana kita menganggap semua kesenangan dan tawa akan tetap sama selamanya. Tapi ini lah kita sekarang, the fact does slap our face. Untuk sampai di hari ini dengan beberapa orang yang masih ada, kita pun kehilangan beberapa orang dalam perjalanan menuju hari ini.
- Mediator memiliki respon emosional yang mendalam terhadap alam
- Mediator memiliki respon emosional yang mendalam terhadap orang di sekitar mereka
Ada yang membalas sapaan saya, ada yang kelihatan memang sengaja menghindar. Penilaian mereka terhadap saya bukanlah sesuatu yang bisa saya arahkan. Ada yang memang baik, ada yang punya maksud makanya terlihat baik. Saya sambut kepura-purannya dengan pura-pura tidak mengerti.
Walaupun saya coba mendoakan dalam hati agar para pedagang kecil supaya laris usahanya, para pencari nafkah agar dimuluskan Tuhan urusannya, para pencari kesembuhan agar segera dijodohkan dengan obat yang tepat, dan para pemikul masalah agar segera diselesaikan segala bebannya. Saya juga mencaci mereka yang secara gamblang menunjukkan ketidaksukaannya pada saya, menjebak mereka yang sengaja mempesulit kepentingan saya, menikam mereka yang terang-terangan menghina orang baik yang saya kenal - di dalam hati.
Katanya, Mediator merindukan hubungan yang dalam dan penuh perasaan, bahkan merasa terpanggil untuk membantu orang lain. Rasanya kebanyakan orang memang maunya dengan hubungan yang tidak dangkal, bukan yang sekedarnya atau biasa-biasa saja. Tanpa memuji diri sendiri, saya sebenarnya tidak bisa menangkap memangnya apa yang istimewa dari sifat yang katanya unik soal mengolah perasaan ini, sehingga Mediator terkadang merasa kesepian karena dunia seakan tak menghargai mereka.
Hamparan padi di Sabajior waktu saya mencari bakso bakar di satu sore |
0 comments